Archive

Archive for September, 2005

Enter Top 10 CHIP Asia Folder

September 23, 2005 Leave a comment

Well, its about 4 days I’ve been on Top 10 chart of CHIP Asia Folder, and had been pass the 10K milestone score. The rumor about CHIP Asia folding competition on September will be finished earlier, today, because the result will be announced and award will be rewarded on CHIP Indonesia online community gathering, on Indocomtech festival, Saturday, 24 Sept 2005. Well, I have on the top 5 chart on this competition for this month.

Top 10 FAH CHIP Asia

See you in the Indocomtech…

Advertisement
Categories: Folding, Projects

Manfaat Sholat dalam Sudut Pandang Ilmiah

September 16, 2005 Leave a comment

(Diambil dari milis kantor).

Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!

Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan shalat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab shalat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan shalat, sampai di mana pemahaman kita
mengenainya?

TAKBIRATUL IHRAM

Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.

Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK

Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi
bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

ITIDAL

Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.

Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih
lancar.

SUJUD

Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.

Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tumaâninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK

Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.

Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM

Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.

Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar & dalam.

PACU KECERDASAN

Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu sikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR

Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN

Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-‘organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN

Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya
otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.

Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA

Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar pada kekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

Categories: Religi Tags: , ,

Kualitas dan Level Buku Komputer

September 13, 2005 Leave a comment

Kita semua umumnya ingin buku yang kita beli mempunyai mutu yang bagus, terutama dari segi isi / content. Di sisi lain, kita sering latah membeli buku best-seller tanpa peduli dengan isinya apakah sesuai dengan kebutuhan kita, apakah bermutu bagi kita.

Buku yang bermutu belum tentu menjadi best-seller dan sebaliknya buku best-seller pun belum tentu bermutu, semua tergantung dari selera pasar dan kecerdikan marketing dalam memasarkan buku tersebut.

Frekuensi penerbitan buku yang sangat tinggi membuat marketing harus cerdik dalam memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada. Umumnya lifetime sebuah ‘new release‘ tidak berlangsung lama, sekitar 2 minggu saja, setelah itu buku tersebut akan dipindahkan ke bagian ‘old release‘, bergabung dengan buku lain yang telah datang sebelumnya. Padahal tidak semua pengunjung datang ke toko buku setiap minggu sekali. Dengan demikian marketing harus jeli untuk memilih buku apa saja yang akan ia tempatkan pada bagian ‘new release‘. Nah terkadang justru buku yang bermutu tidak dimasukkan dalam bagian ‘new release‘, melainkan langsung ditempatkan bercampur dengan buku ‘old release‘ karena kuantitas sasaran yang dibidik sangat kecil, hal ini akan berbeda sekali apabila sasaran yang dibidik cukup luas, misalnya untuk tingkat pemula atau pemrograman Visual Basic. Coba bandingkan jumlah buku yang membahas C#.

Beralih ke segmentasi tingkatan isi buku, karena buku sebagai salah satu sumber untuk meningkatkan khasanah keilmuan kita, tentunya, dalam membeli buku, disamping harus memperhatikan kualitas isi buku, kita juga harus memperhatikan tingkatan atau level buku tersebut. Salah satu buku yang baik adalah menyertakan sasaran tingkatan pembaca buku, apakah pemula, menengah atau mahir. Dengan dicantumkannya sasaran pembaca buku, maka diharapkan calon pembeli buku dapat menyeleksi, apakah buku tersebut sesuai dengan tingkat keilmuan yang dimiliki. Jangan sampai kita salah membeli buku yang isinya diluar kemampuan kita, atau jangan sampai kita membeli buku yang isinya sudah kita pahami.

Namun, tingkatan tersebut bersifat relatif dan bias, tidak semua penulis buku dan pembaca mempunyai kesamaan dalam menentukan tingkatan bahasan suatu buku. Ada kalanya Buku A dianggap oleh M ditujukan untuk pemula, namun menurut anggapan N, buku tersebut ditujukan untuk pembaca menengah. pada akhirnya tingkatan bahasan buku tergantung dari interpretasi penulis dan pembaca buku.

Perbedaan interpretasi ini sedikit mengganggu proses peningkatan keilmuan kita. Idealnya, kita mempelajari buku dengan tingkat bahasan pemula. Seiring dengan latihan dan kreativitas, seharusnya kita membaca buku tingkatan menengah. Selanjutnya dengan bertambahnya pengalaman dan kematangan terhadap bidang ilmu yang kita kuasai, seharusnya kita membaca buku tingkatan mahir atau expert. Nah jika interpretasi kita terhadap tingkatan suatu buku kurang tepat, maka proses peningkatan ilmu kita tidak dapat berjalan dengan mulus. Jika ternyata tingkatan buku yang kita baca masih di atas kemampuan kita, maka kita akan mengalamai kesulitan dalam memahami isi buku tersebut, seakan terdapat gap yang memisahkan ilmu kita. Nah jika tingkatan buku ternyata sudah kita pahami, maka kita tidak mendapatkan peningkatan ilmu yang memadai. Dengan demikian, meneliti isi suatu buku
sebelum membeli merupakan hal yang penting, jangan sampai kita membeli buku di dalam karung.

Categories: Out Of Topics

Markup Curriculum Vitae & Implikasinya

September 12, 2005 1 comment

Suka atau tidak, di jaman yang serba susah ini, kesesuaian bidang keahlian dengan lingkup pekerjaan yang dihadapi sudah tidak dihiraukan lagi. Yang terpenting bagi kebanyakan kita adalah mendapatkan pekerjaan dan berusaha untuk tidak di-rumah-kan.

Di sisi lain, perusahaan atau penyedia pekerjaan menuntut karyawannya bekerja secara profesional. Hal ini dapat kita lihat pada informasi lowongan pekerjaan yang mereka iklankan di berbagai surat kabar. Mereka menuntut pelamar pekerjaan yang lebih berpengalaman di bidangnya, mempunyai prestasi akademik dan non akademik yang bagus dan sebagainya.

Namun banyak perusahaan yang justru menjadi kurang rasional dalam mengajukan spesifikasi keahlian yang harus dipenuhi oleh pelamar pekerjaan, namun sayangnya tidak sebanding dengan gaji, tunjangan dan berbagai fasilitas yang ditawarakan.

Saya pernah mendapati iklan lowongan perkerjaan seorang programmer dengan spesifikasi sebagai berikut:

  • S1 di bidang Teknik Informatika / Teknik Komputer
  • IPK minimal 3.0
  • Menguasai seluk beluk networking
  • Menguasai sistem operasi Windows dan Linux
  • Menguasai pemrograman Vsual Basic, C, Delphi
  • Menguasai pemrograman web ASP dan PHP
  • Menguasai scripting seperti Bash, Perl
  • Menguasai MS Access, MS SQL Server, mySQL Server
  • Menguasai Adobe Photoshop
  • Berpengalaman minimal 2 tahun

Yang sungguh mengejutkan adalah bahwa semua persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh calon pelamar. Well..?? ini lowongan pekerjaan kok menuntut pelamarnya menguasai banyak keahlian, dijamin hanya sedikit yang berminat, apalagi gaji yang belum tentu besar. Komentar rekan saya ketika membaca iklan tersebut adalah “Wah, masih kurang satu persyaratan. Memiliki sertifikasi resmi yang dikeluarkan oleh Microsoft, Cisco, dsb” !

Dan malangnya, tren penuntutan banyak keahlian tersebut sudah banyak diterapkan. Lalu bagaimana dengan pelamar pekerjaan yang kemampuannya terbatas? Mau tidak mau, suka tidak suka, banyak yang melakukan manipulasi Curriculum Vitae (CV). Mereka menambahkan berbagai penguasaan keahlian yang sebenarnya tidak mereka kuasai, bahkan kenal pun belum tentu.

Dan akibatnya, CV yang mereka ajukan sangat heboh, menerangkan bahwa yang bersangkutan adalah seorang yang expert. Wow. Namun hal tersebut menjadi bertolak belakang ketika proses interview. Banyak hal yang dapat digali mengenai penguasaan pelamar terhadap suatu bidang pada saat proses interview, dan yang banyak terjadi adalah bahwa kebanyakan pelamar mengaku bahwa mereka hanya sekedar mengetahuinya saja!

Kalaupun mereka lolos dari proses interview, belum tentu mereka dapat bekerja dengan baik karena disinilah karyawan harus menunjukkan keahlian teknis yang sebenarnya, apakah sesuai dengan yang mereka cantumkan pada CV atau tidak.

Saya pernah mengalami beberapa hal yang sangat memprihatinkan. Saya pernah menjumpai lulusan D3 di bidang informatika yang hanya bekerja satu hari saja, karena ia dipecat pada hari pertama ia bekerja. Ternyata masalahnya adalah menghapus file lewat console / command prompt saja tidak bisa. Sangat bertolak belakang dengan CV mereka.

Kasus lain, saya pernah diskusi dengan seseorang yang telah mendapatkan sertifikasi MCP, MSCE dari Microsoft. Namun ternyata setelah saya selidiki, sertifikasi yang didapatkan bukan karena keahliannya, namun mereka lulus karena sudah mempelajarinya dari bank soal. Mereka hanya menghafal soal dan jawaban yang benar tanpa mengetahui permasalahan dan kondisi dan pengalaman teknis yang sebenarnya. Parahnya, sertifikasi yang mereka dapat itu hanya MCP saja, tapi di dalam CV, mereka tulis MCSE, MCDBA, MVP yang sebenarnya milik rekan mereka yang benar – benar expert.

Jadi, disini CV tidak bisa dijadikan dasar yang kuat untuk menentukan apakah pemilik CV benar – benar memiliki keahlian seperti yang tertera di dalamnya. Proses interview memegang peranan yang cukup penting untuk menentukan diterima atau tidak seorang pelamar.

Berbicara masalah prestasi akademik, menurut saya prestasi akademik tidak banyak mempengaruhi keahlian seseorang. Saya memiliki teman yang IPK nya di atas 3, tapi ternyata kemampuannya tidak seberapa. Sebaliknya, saya juga memiliki teman yang sampai saat ini pun kuliah S1 nya belum lulus, tapi dia sudah menjadi administrator di sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di negara kita. Namun saya juga memiliki teman yang prestasi akademik dan keahliannya seimbang, bahkan boleh saya katakan luar biasa, sepanjang perkuliahan, dia hanya mendapat nilai B satu kali, selain itu selalu nilai A. Sekarang dia sedang melanjutkan studi S3 di Australia.

Saya bahkan pernah menjumpai seorang lulusan ‘ekonomi’ mempunyai keahlian coding yang luar biasa, lebih unggul dibandingkan rekan saya yang lulusan informatika.

Seseorang yang sukses di bidang akademik belum tentu sukses di dunia nyata. Di dunia nyata, untuk dapat meraih sukses tergantung dari banyak faktor, antara lain kreativitas untuk maju dan berkembang, pengalaman, kesabaran dan tentu saja faktor Tuhan.

Categories: Out Of Topics

Enter The CHIP Asia Top 20 Folder

September 8, 2005 Leave a comment

Today, I’m glad that I entered the top 20 folder (Folding at Home member) for CHIP ASIA Team. The next target is off course, being top 10 folder, but it takes time. Here the snapshot for today team status.
Top 20 folder

Categories: Folding, Projects